Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.“Enak kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.“Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.“Kau cerdik memanjakanku, Jhony. Bokeb Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan verbal dan hidungku di pangkal paha itu. Apakah dugaanku salah?” Aku termangu sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.“Jhony, salahkah dugaanku?”“Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Lalu saya menengadah. Hisap! Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan sanggup kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya.
