“Ray…”
“Hmm…”
“Kamu pikir akan ada yang mau menikahiku kelak?”
Ah, Chie. Itukah sebabnya kamu diam saja mendengar selorohanku tempo hari? Bokep Indo Live Chie tak pernah masuk ke alam daftar gadis-gadisku. “Dasar! “Aku besok ujian, Chie.”
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 malam. Pertanyaan yang sangat sukat untuk kujawab. Pertanyaan yang sangat sukat untuk kujawab. Terkadang aku menyesal menyerahkan Chie kepadanya. Kuparkir mobilku di depan pekarangan rumahnya. Karena ia adalah temanku, sahabatku, orang yang kukasihi.Jay? “Cukup segitu?” tanya Jayu lagi. Jay menatap kerlipan lampu kota di bawah kaki kami. Karena bagiku Chie tak lebih dari sekedar bunga mawar yang jingga di antara kumpulan bunga-bunga mawar merah di kebunku. Jay memandang mataku, dan melengos ke arah lain. Kusentuh tubuh indahnya, membantunya melepas baju dan branya.




















