Pak Budi tersenyum menatapku yang terkulai tak berdaya, dengan lembut dia mengelus-elus rambutku dan berusaha membuatku setenang mungkin dan menikmati pemerkosaan ini. Bokep Thailand Ari anak yang baik, kalem dan rajin, sehingga aku menyayanginya seperti anakku sendiri.Tok.. Dua kali sehari, sedangkan Non?“ kata-katanya mulai lancang.Aku berusaha bangkit, dan rasanya ingin sekali aku menampar mukanya, tapi itu tidak mungkin karena tangan pak Budi menahan pundakku dengan kuat sehingga aku tak dapat bergerak, dengan santainya Pak Joko duduk di sampingku. Aku diam saja tidak mendengarkan celotehan Beno, walaupun aku bilang tidak ujung-ujungnya aku juga pasti akan kembali dikerjai oleh merekaDengan susah paya akhirnya aku mampu berdiri namun ketika aku hendak mengambil dasterku tiba-tiba Mas Indra menghalanginya,“Mas kembalikan dasterku,” aku mulai kesal dengan tingkah laku Mas Indra,“Wanita sepertimu tidak pantas mengenakan pakaian seperti ini, ya ga Ben” Beno hanya mengangguk saja,Muak sekali rasanya aku melihat mereka, aku sangat menyesal memberikan tubuhku




















