Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Bokep Live Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.“Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya.










