Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. Bokep Live Lagi-lagi Sari menolak sambil sedikit ngambek. “Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Gelap dan sepi. Lagi-lagi Sari menolak sambil sedikit ngambek. “Jangan.., Mas.., banyak orang..”
“Makanya.., kita cari tempat, ya..”
Sari berberes sementara aku menstart mobil. Beberapa kali ia menolak. Celaka. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. “Tenang aja Mas.., rahasia dijamin, ya Sari”, kata Bu Maya sambil mengedip penuh arti.Setelah menurunkan Bu Maya di halte, aku langsung mengarah ke Setia Budi. Tak begitu besar tapi padat. Beberapa kali ia menolak. Aku coba menawar jamnya agak malam saja. Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki.Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D. Sari bukannya mempercepat, malah melepas. “Mama tadi pesan”. Tanganku kembali meremasi bukit kecil kenyal itu sambil secara bertahap mencopoti kancing kemejanya. Aku coba menawar jamnya agak malam saja. Tentu ini ada




















