Usianya kuperkirakan sekitar awal tigapuluhan. Bokeb Wajahnya ternyata cukup menarik, kulitnya putih dan hidungnya lumayan bangir. Silakan ditunggu nggih.”Bapak itu kemudian berlalu ke arah dapur dan segera memyiapkan pesananku.Mataku berkeliling menelusuri suasana warung. Kunyalakan sebatang rokok sambil menuju tempat bapak yang sedang membetulkan mobilnya. Silakan ditunggu nggih.”Bapak itu kemudian berlalu ke arah dapur dan segera memyiapkan pesananku.Mataku berkeliling menelusuri suasana warung. Selang tiga meja dari tempatku berada, agak lebih ke depan dekat jendela, Kulihat seorang ibu muda dengan kedua orang anak yang masih kecil tengah tertidur tertelungkup di atas meja. Ah…gak terima rasanya aku melihat pemandangan tersebut.“What a lucky bastard you Old man,” gugat batinku sambil tertawa dalam hatiEh.. Bahkan posturnya sedikit lebih tinggi dibanding bapak itu. Pandangan mata kami beradu beberapa saat, namun bukan aku namanya jika lantas gugup dan mati gaya saat terpergok memandangi seorang wanita, Aku sedikit menganggukkan kepalaku dan tersenyum.
