Badannya berbalik lalu melangkah. Bokep Mama Ini gara-gara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Ah masa bodo. Aku pun segan memulai cerita.Dipijat seperti ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya. Atau apalah? Semua orang bebas masuk asal punya uang. Come on lets go! Ah bodoh. Sengaja kuperlihatkan agar ia dapat melihatnya. Sial. Haruskah kujawab sapaan itu?Oh.., aku hanya dapat menunduk, melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di ruangan sempit itu. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yang masih menempel di tubuhku. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.“Mau dipijat atau mau baca,” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku, “Ayo tengkurep..!”Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Kadang-kadang ketimun. Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya.




















