“Aku, Kak.., Aku”, Jawabku. Bokepstw Dia tetap tenang. Tempat tidurku terdengar berderak. Jantungku berdebar-debar. Keringatnya mengucur, bau badannya tercium begitu menyengat. Dengan segera Bu Rochim membawanya ke dokter. Aku segera menyudahi keasyikanku. Aku salah tingkah. Aku terbangun, tak tahunya tanganku ada di atas dada Kak Tina, sedang tangannya menimpa tanganku itu. Kami tak pernah bersetubuh. Tapi aku cukup puas.Sekali waktu, dengan berpura mengigau, aku merangkak di atas tubuhnya. Rasa penasaranku makin bertambah.Suatu siang sepulang sekolah, rumah tampak sepi. Kabar yang dibawanya dari dokter membuat seisi rumah tersentak. Otakku sudah tak mampu lagi membaca. Hanya saja, rasanya lengket. Bukan, beliau orang baik (sampai sekarang aku selalu mengingatnya, ayah angkatku itu). Bolak-balik saja aku di samping Kak Tina. Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. Kak Tina membuka lebar pahanya. Kubolak-balik halamannya, ada bagian yang ditandai. Sudah pagi”, Guncangan di bahuku membuat aku terbangun.Memang aku harus bangun pagi.




















