Okta tertawa. Okta pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Bokep Tante Aku cuma minta dibelai kok. Okta mengangguk, tersenyum. Gua pake alat kontrasepsi kok. Ah.. Jaran-jarang aku mendapatkan balasan sms secara halus kayak gini. Suaranya yang lembut, nadanya yang manis, membuat aku ketagihan untuk selalu menelponnya. Ketika jam istirahat aku langsung menelponnya, dan setelah aku ajak Okta untuk ketemu Okta pun juga mau, lantas kami janjian disebuah cafe yang ada di mall. Arman, enak sekali, kata Okta. Auw.. Okta tertawa. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Okta tertawa. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Aduh Arman, geli sekali. Ia segera mematikan lampu kamar. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Perlahan-lahan Okta mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga kami duduk sangat dekat.Wangi aroma tubuh Okta segera membius diriku. Tolong dong, Arman. Kuulang-ulang menjilati Memeknya. Sulit sekali membuka BHnya.
