Berjalan santai memasuki ruang tamu, aku tersenyum penuh kemenangan. Mau mandi!”Mas Danu diam, mungkin dia menyadari kekesalan dalam kalimatku yang agak galak.Rahasia itu terus menggelitikku, menggoda saraf-sarafku. Bokep Montok “Enak banget!” ucapku mantap. Nggak berarti harus main sex.” protesku. ”Sapa bilang aku mau ML? Aku sudah mengkhianatimu!” bisikku dalam hati.Kupeluk dia dan tergugu di pundaknya. Kebisuan yang ganjil dengan cepat beredar diantara kami.“Ayo, katanya udah siap?” tagihku melihat kediamannya.Bibir mas Danu kembali bergerak-gerak… lalu lagi-lagi terdiam. “Sebentar lagi aja, mas.” aku merajuk dan mencaplok penis itu.Tapi mas Danu menarik cepat penisnya, “Aku sudah terlambat, sayang.” dan buru-buru memasukkannya kembali ke dalam celananya.“Mas berangkat dulu ya.” Dia mengecup pelan keningku dan segera berlalu ke taxi langganan yang sudah menunggu di depan rumah.Huh!




















