Tapi terlempar ke masa lalu membuatku sangat bergairah. Tempatnya dekat dengan perumahan penduduk tapi daerah itu sendiri cukup sepi. Bokep Pendegaranku tadi juga sayup sayup dan sekarang benar benar jelas. Aku tidak begitu mempedulikan semua itu.Sentot begitu nama penjagaku selain pak Marto Tua yang hobinya tidur.“Tot, kamu segede ini pernah coli gak?”Kumulai percakapan ke arah yang tepat.“Apa itu mas?”Kuperkirakan awalnya awal duapuluhan atau mungkin belum sampai dua puluh. Sederhana sekali. Aku mulai membiasakan diri selama beberapa menit hingga bisa duduk di bawah pancuran mata air panas. Badannya kekar, coklat dan sehabis apel pagi tubuhnya akan mengkilat berkeringat.Kekurangannya hanya satu… bau.Aku sudah mulai menjalin komunikasi dengannya. Aku hanya mengamati mereka menggantikan tempat dua orang tadi. Tiba-tiba tanganku ditepis.“Jangan mas… malu”“Ck.. Mata air panas sepertiini adalah anugerah bagi daerah daerah yang berada di kawasan dekat dengan gunung berapi baik aktif maupun tidak.




















