Sengaja kuperlihatkan agar ia dapat melihatnya. Bokep Cina Ia masih dingin tanpa ekspresi. Sudah 3 tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Ah apa saja. Ah sial. kataku.“Iya itu”Ya ampun, aq membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas tempat tidur yg putih. Tdk pasang wajah perangnya.“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Lalu pindah ke pangkal paha. Tetapi, aq harus berani. Aq berhasil.“Ini..,” kutunjuk pangkal pahaku.“Besok saja Sayang..!” ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Bibirnya sedang tdk terlalu sensual. Esoknya, dari rumah kuitung-itung waktu. Tetapi eh.., diam-diam ia mencuri pandang ke arah penisku. Nafasnya tercium hidungku. Sopir menepikan kendaraan persis di depan sebuah salon. Aq harus memulai. Itu artinya ia tdk mau diganggu. Hanya suara kebetan majalah yg kubuka cepat yg terdengar selebihnya musik lembut yg mengalun dari speaker yg ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok.











