Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Bokep Arab ‘Emang berani?’, tantang Ria. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. ‘Emang berani?’, tantang Ria. Ria terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. ‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Ria memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. Aku angkat pinggulnya dan Ria pun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’.











