Aku kembali menebar pandangan. Bokep HD “Loe tahu kan selera gue? Kadang Aku menghentikan gerakan liarnya, sekedar mengambil nafas panjang. “Mau pijat Mas, Ayo!”
Putih, berwajah mandarin, tingginya sedang, “massa depan” (double “s” lho, istilahku untuk buah dada) besar dengan belahan yang terbuka jelas, “massa belakang” yang menonjol ke belakang, rok supermini memamerkan sepasang paha putihnya yang juga… besar. “Yeeen, tamu,” teriaknya. “Pilih yang berdada besar,” katanya. Sayangnya, buah dadanya tak begitu “menjanjikan”. Awalnya, informasi minim yang Aku dapatkan dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta tentang massage service (lebih tepat dibilang sex service, sebetulnya) di suatu tempat di Bandung (busyet, dia yang tinggal di Jakarta malah lebih tahu dari Aku, dasar Aku masih hijau!)
“Namanya ‘ANU Message’, di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam,” katanya. Rasanya Aku tak menemukan “calon” lain sebaik Si Dada montok.




















