Alamak.., jauhnya. Lalu ia memijat lutut. Bokep Korea Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.Aku tersenyum. Aku mengikutinya. Mengapa kancing baju cuma tujuh?Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian lengan, kalau belum cukup kancing Bapak-bapak di sebelahku juga bisa. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.“Mau dipijat atau mau baca,” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku, “Ayo tengkurep..!”Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aku masih termangu. Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”Yes..! Sebantar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aku langsung beres-beres dan pulang.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si Junior. Makin lama suara sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu hilang.Aku hanya mendengus.
