Aku tersipu malu. Bokep Asia Ceritanya benar-benar vulgar. Kulihat novel itu ada di atas meja. Kumasukkan kembali novel-novel itu. Yang kulihat di sana sungguh luar biasa, dan tak akan pernah kulupakan. Setelah makan, seperti biasa aku dan Kak Tina menuju kamar kami. Samar-samar, dari sinar lampu templok dapat kulihat pangkal pahanya yang tertutup celana dalam putih. “Mimpi apa kamu, Sapto?”. Tampak raut wajah Kak Tina berubah. Dalam tidur aku bermimpi. Dapat kurasakan kehangatan yang dihantarkannya.Kak Tinapun kurasakan menggosokkan tubuhnya ke tubuhku, saat halamannya sudah sampai ke bagian seru. Kak Tina! Rasa penasaranku makin bertambah.Suatu siang sepulang sekolah, rumah tampak sepi. Suatu sensasi yang aneh. Aku ketagihan. Saat aku kembali ke kamar, Kak Tina menggodaku. Beberapa buah novel ada di situ. Pantas, Kak Tina tak mengijinkanku membacanya, pikirku. Kamipun duduk di pinggir tempat tidur.
