Dengan gemas kukulum clitorisnya. Bodoh amat, sudah berapa kali dia orgasme. Bokep Montok Sementara, nafas Lina sudah tak karuandan kini lidahku kujulurkan mengarah ke clitorisnya yang luar biasa besarnya. Tampak dua belahan itu tak tertampung dengan sempurna dan sedikit menyembul di sana sini. “Siapa Lin?”
“Ngga ada suara, telepon kaleng kali”
Aku tersenyum kecut, “wah pasti si Yuni”, pikirku. Yuni nampaknya juga tak berminat untuk merasakan kegerahan mereka berdua, hal ini nampak sekali karena selama tiga hari ini Yuni lebih lengket padaku, maklum dia mending milih sasaran yang lebih ’empuk’ kalau terpaksa. Aku tersadar ketika dering telepon memecah lamunanku, terdengar suara captain Frank di sana, “Kamu ikut pulang nggak?”
“Lima menit lagi capt”, kataku kosong.Setelah berpakaian lengkap, aku turun ke lobby, ternyata mereka berempat telah menungguku check out.
>