Wajahnya memerah dan terasa dadanya bergetar kencang. “Mau ke mana, Bu ?” Aku selalu memanggilnya dengan panggilan Bu Aisya, selain sebagai rasa hormat, juga untuk menyingkirkan perbedaan umur yang cukup jauh di antara kami berdua. Bokepstw Bedanya kami tidak berada di ranjang yang empuk, tapi sedang bersandar di kebun belakang Ruang Guru tempat kami bekerja. Aku singkapkan jilbab panjangnya dan langsung kepalaku aku masukkan ke baliknya guna mengemut payudara Aisya yang demikian menantang. Baru pertama kali ini aku bersetubuh dengan seorang wanita di mana wanita itu langsung ambruk setelah orgasme. “Sepertinya hujannya masih lama berhentinya, saya mau toilet dulu yah, permisi … Assalamualaykum,” jawabnya sambil berlalu ke arah toilet guru. Aku pun berinisiatif untuk menuntaskan hajatku dan yang lebih penting lagi … membuat agar Aisya mau melakukannya lagi denganku di kemudian hari, kalau perlu tanpa ajian pemikat sekalipun.




















