Sementara itu Fitri terus saja
menjilati kemaluanku. Andri kelihatan kaget.“Eh? Bokeb Si “ujang” telah berada di dalam mulut Andri, tengah disedot dan
dimainkan dengan lidahnya.Tidak hanya itu, Andri juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang
nikmat. Kenapa?”“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Nafsuku sulit ditahan. Ternyata Fitri seperti juga Andri, tipe yang mudah akrab dengan orang
baru. Nafsuku terbilang tinggi. Aku mulai mengocok maju mundur. Kemaluannya terasa begitu basah. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan
nafsuku yang bergolak.“Gue pijat dulu yaa..” kata Andri.Kemudian Andri menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Untuk mengistirahatkan
si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fitri.Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fitri mengerang keras. kita juga hampir sampe nih..”Aku heran. Lain kali juga gue
nggak keberatan.”“Huss! Sial
benar. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Andri, sahabatku dan Tia semasa
kuliah dahulu.Kulihat Andri bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya.




















