Ke bawah lagi: Tdk. Ia memulai pijitan. Bokep Asia Bodoh amat. Tunggu apa lagi. Dari perut turun ke paha. Ciut. Keberuntungankah? Ini kesempatan kedua. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Aq perhatikan ia sejak bangkit hingga turun. Dipijat seperti ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya. Shit! Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Apa yg aq harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa?Mendadak jari tanganku dingin semua. Bodoh amat. Turun tdk, turun tdk, aq hitung kancing. Aq lupa kelamaan menghitung kancing. Pasti terburu-buru. Aq pertegas bahwa aq mengendus kuat-kuat aroma itu. Aq menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Ini kesempatan kedua. Wajahku merah padam. “Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aq merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Padahal, wajah wanita setengah baya yg di lehernya ada keringat sudah terbayang. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aq belum siap.




















