Lalu ia juga mencolek-colek selangkanganku, jembutku yang masih aedikit jarang itu pun dibelai-belainya.Aku sudah mulai terbiasa menerima perlakuan ini, aku sudah tak mungkin berbuat apa-apa lagi, hanya membiarkan Candra menikmati tubuhku ini. Bokep Live “Masuklah…”, katanya sambil tersenyum, lalu pintu ditutup dan dikuncinya.“Mau mu apa?”, aku bertanya langsung. Aku rasanya ingin sekali mengakhiri hidupku ini. Candra pun terlihat menikmatinya, dengan senyum cabulnya ia mulai menggerakkan bokongnya hingga penisnya terasa memompa di dalan liang vaginaku.Air mataku tidak berhenti menetes, sakit terasa hatiku bagai disiram air comberan, aku resah, aku malu, aku merasa jijik. Aku putuskan untuk beristirahat, ketika Mas Wahyu pulang, entah apa harus aku menceritakannya atau merahasiakannya. Hingga malam aku terbangun, baru saja jam 19:45, aku mendengar suara sms, entah itu dari Mas Wahyu atau Chandra. Aku menghiraukannya, aku berjalan ke arah pintu sambil berkata, “Kalau ga ada urusan, aku pergi…”.
