Mas Arif itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mbak Nida. Bokep Jilbab/Hijab Sejurus kemudian aku melihat pelan Mas Arif memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Mbak Nida yang tertutup bulu jembut. “Eee….nggak..nggak koq Mas, saya sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Mas Arif pergi.“Gangguin tidur kamu nggak ?”
“Ndak…ndak kok, masuk aja” kataku mempersilahkan. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Perlahan aku mendekati Mbak Nida, kulihat ia menangis,“Mbak….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Nida dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Untuk itu aku memeluk Mbak Nida, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. “Baik“ jawabku sambil ter-senyum. “Eee….nggak..nggak koq Mas, saya sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Mas Arif pergi.“Gangguin tidur kamu nggak ?”
“Ndak…ndak kok, masuk aja” kataku mempersilahkan.
