Tenagaku semacam tidak habis membawanya pada kenikmatan. Bokep Colmek Teh itu tidak terlalu lama mengepul, udara dingin perkebunan ini membikinnya segera tidak begitu panas lagi. “Mbak gak nyangka kok aden dapat2nya minta yang kaya gitu..mbak ini sdh tua..gak pantes ..”
Aku diam berbagai saat. Tanganya lembut memeluk punggungku. Matanya sembab, dirinya duduk di kursi di sampingku, tanpa bicara. Aku pernah salah memposisikanya, dorongan penisku menggesek keluar di atas permukaan kemaluanya. ” Sakit..atau jijik mbak..”
“Jijik kenapa..sakit sih iya..” Jawabnya pelan. Aku melihat Jam di dinding, pukul 2 siang, aku mungkin telah tertidur lebih dari 2 jam. Wajahnya sontak kaget serta bingung. Kedua tanganku bergerak cepat melepas celana singkat serta celana dalamku. Seraya kedua tanganya berusaha mendorong tubuhku. Wajahnya tetap terkesan tegang, dirinya hanya melirik sebentar ke arah meja kemudian kembali tenggelam dalam pikiranya.
