Aku lepas ciumanku, lantas aku memandang Nisa yang sedang melihatku dengan sarat harap. Bokep Mom lanjutku.“Jadi mau..” kata Nisa dengan muka pengen. Selaput dara anda dah pecah” jawabku. Dia terdiam sejenak, lantas menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. “Ya enggak lah” jawabku. Setiap aku meremas pantatnya, Nisa kian menekan memeknya ke pahaku.Aku mengupayakan untuk memegang memeknya dari belakang. Aku cuma unik nafas, pikirku barangkali aku baik sama dia, namun kan aku pun cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing terdapat cewek cantik istirahat disebelahnya“Ya terserah anda aja sih, meski menurutku agak aneh. Biasalah, masa-masa di kampus kan anak primodial bangetTapi gak terdapat ruginya temenan sama Nisa kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Nisa ialah rambutnya.




















