Kemudian Mbak In keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk yang tidak mampu menutupi seluruh tonjolan bukit di dadanya.“Ini Mbak bajunya..” kataku masih gemeteran sambil memberikan daster (lebih tepatnya baju tidur) milik Nana, sambil langsung ke dapur mengambil air minum untuk menenangkan diri.Kulihat pintu kamar belakang (kamar kosong untuk keluarga kalau bermain atau menginap) gelap dan tertutup, “Ah, dia masih ganti baju, atau mungkin langsung tidur..” pikirku.Aku langsung menuju kamarku yang pintunya setengah terbuka, dan, “Aaahh..” teriak Mbak In.Ternyata dia berdiri di depan kaca rias tanpa sehelai benang pun melekat di tubuh indahnya, balutan handuknya sudah dilepas, tetapi masih belum memakai daster yang kuberikan tadi. Bokep Tante Hari Sabtu itu di rumahku suasananya sepi, Nana masuk kerja karena tutup buku di kantornya, sedangkan aku sendirian di rumah nonton TV, di luar hujan turun dengan derasnya disertai petir yang menggelegar.“Ding dong.., Ding dong..” bel rumahku berbunyi.“Ah, siapa sih hujan-hujan




















