“Ooohhh…” desahku langsung terlontar tidak tertahankan begitu lidahnya yg basah dan kasar menggesek putingku yg terasa sangat peka. Bokep Rusia “Rik..” katanya ragu. Kubuka mata dan kutatap wajah Irfan yg tampak serius memijat kakiku. Tidak ada lagi yg bisa kita lakukan tidak hanya berangkat ke dokter. Setiba di rumah, kuajak Irfan utk mampir dan ia menerimanya dgn bahagia hati. Ia memberiku peluang utk mengatur napasku yg terengah-engah. Kenikmatan merebak perlahan, berpangkal dari meqiku ke seluruh tubuhku, membikin pandanganku gelap dan kepalaku terasa melayg. Pijetanku nggak ada tenaganya nih!” ujarku tulus. Meski beda perusahaan, tugas Irfan menuntutnya utk tidak jarang datang ke kantorku dan kebetulan hubungan kerjanya sangat terkait erat dgnku. Aku tahu aku hampir mencapai klimaks, pdhal tetap mengharapkan lebih. Irfaaannnnn.. Sepulang dari dokter, tetap dgn jalan tertatih-tatih, Irfan menganjurkan utk mengantarku pulang saja, dan tidak kembali ke kantor supaya aku bisa beristirahat.




















