Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yg bulat manggairahkan.Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya.Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Aufa. Vidio Sex sshh.. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. sshh.. Sana, kalau kamu mau main PS. Rupanya Mbak Aufa sampai terkencing-kencing menahan nikmat.Akibat pemandangan itu aku merasa ada yg mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Aufa sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..“NDREEWW… AKU KELUAARR… OOHH… SAYG… MMHH… AAGGHH… UUFF…”, Mbak Aufa menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Yg pasti, kugenjot dia.. Mbak belum kebagian nih…” pintanya.Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Aufa melanjutkan mengisap penisku.
