Kulihat Okta tersenyum, matanya terpejam, kulepaskan tanganku dari batangnya, dan mulai memelintir putingnya.Okta membuka matanya, dan tangannya meraih payudaraku. Bokep Berulang-ulang jilatannya mengelilingi leherku, sebelah tangan di vaginaku dan sebelahnya lagi dipayudaraku. Aku menunjukkan keenggananku dititipi buku, soalnya kami sama sekali tidak berminat ke Palasari. Okta memeluk tubuhku semakin erat, sehingga terasa hembusan napasnya di leherku yang makin membakar birahi.“Sayang..” Okta berbisik ke telingaku, yang membuatku menoleh, dan langsung terasa bibirku diserbu, kembali ciuman panas berulang.Kali ini aku tidak bisa terlampau bebas bergerak, karena kedua lengan Okta terasa ketat menjepit badanku. Saat lidah Okta menyapu vaginaku, aku langsung melayang, terasa Okta menyapu semua cairan vaginaku, membersihkan semua lendir di celah vaginaku. Sambil terus berciuman, aku mendorong tubuhnya hingga telentang, dan kutindih dadanya dengan sebagian tubuhku, sehingga tanganku dapat dengan leluasa bermain dengan kejantanannya.




















