Menyadari aku yang terus melotot memandangi payudaranya, Suster Mimi membuka tali pengikat bra-nya. Puting susunya pun tak ketinggalan kujamah. Bokep SMA Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yang dideritanya. Akhirnya karena aku tidak mau menanggung resiko, sore itu juga aku terpaksa harus rawat inap alias diopname di rumah sakit tersebut.Aku memperoleh kamar di kelas satu. Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yang terjadi. Rasa-rasanya ingin aku menikmati payudara itu.Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahuinya. Padahal aku baru beberapa jam saja di situ. Suster, saya pinjam handuknya deh. END,,,,,,,,,,,,,,, Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Suster Vika. Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yang tentu saja menjadi pelepas kerinduanku. Namun Suster Vika malah tersenyum manis. Suster Vika menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yang begitu menggiurkan.Dibarengi dengan gerakan memutar, Suster Vika menaik-turunkan pantatnya yang
