Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Bokep Tante Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Aku anak laki laki satu-satuya. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Namun dia tak sendiri. “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.“Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.Entah kenapa Lidya tersenyum. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.“Kau..”, desis Lidya terputus suaranya. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk
