Betapa tidak, di ruangan itu, Jenny tidak sendiri bersama saya. Pikir saya. Vidio Porno Yang dengan entengnya mengobrak-abrik kantor atau toko seseorang karena telat membayar tagihan? “Kenapa enggak?” tanya Jenny balik sambil melucuti pakaiannya sendiri. Mungkin karena kurang puas, ia melepaskan kacamatanya, dan terus menatap saya. Mata saya ‘kiar-kier’ menahan nikmat, mulut saya terus mengerang-ngerang keenakan. Ohh, benar-benar mabuk kepayang. Saya ingat, malam itu saya sedang berada di kantor untuk menyelesaikan sisa-sisa kerjaan. “Y-Yes, It is.” jawab saya agak terbata-bata, khawatir kalau-kalau ia menyakiti saya. Saya memejamkan mata, menikmati sisa-sisa orgasme pertama yang saya rasakan. Entah berapa lama Jenny memainkan susu saya, tapi rasanya seperti bertahun-tahun terperangkap dalam rasa nikmat. “Emang boleh?” tanya saya. Akhirnya saya pasrah saja diajaknya minum di sebuah kafe pinggir jalan. Namanya, sebut saja Jenny. Ia benar-benar telah pergi jauh dari kehidupan saya. Yang bergaul dengan preman-preman dan penjahat?
