“Lah emang kamu masak apa? Bokeb Rok bawahnya sekarang terlepas saat Windy berdiri menghadapku. “AArhhhhh!!” aku merasakan nikmat saat kutarik dan kumasukan lagi berulang-ulang. Tangan kiriku kupercepat mengusap pangkal pahanya. Berputar-putar, naik turun, kiri kanan. Windy mengangkat kepalanya ke atas. “Ini kunci cadangan kamarku.” Windy menyodorkan anak kunci.“Besok malam mas masuk sini aja duluan kalau aku belum nyampai.”
“Lah, ini pemaksaan secara halus,” pikirku. Kugosok-gosokkan mukaku ke situ. Di salah satu meja yang komputernya menyala terlihat pemuda yang sedang mengetik di keyboard, berinteraksi dengan monitornya yang menampilkan facebook. “Tapi punyaku bulunya jarang mbak, masih halus.” Tangannya membelah menyisir rambut bawahnya perlahan.“Kalau punyaku sudah banyak keluar, tapi sering kucukur.
>