Masa aku lagi tidur kamu ajak beginian.Nggak sopan tahu! Bokeb Sambil menunggu, aku menelepon temanku, dan kami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya aku harus berangkat. Seperti biasanya, pak Arifin menawarkan diri untuk mengantarku, tapi kutolak halus karena aku ingin menyetir mobil sendiri. Aku membuka mataku, untuk melihat giliran siapa berikutnya. Pak Arifin menyibakkan rambutku yang terurai ke belakang telingaku dan menimpali, “Kita ini benar benar beruntung bisa kerja di sini. Waaan….aduuuh….emmpph”, Wawan memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebas melenguh. Kami ngobrol kesana kemari, dan tak terasa akhirnya selesai juga kami makan. Non Eliza sendiri kan yang minta? aku sedikit lega, dan melihat jam, yang ternyata sudah jam 08:15 pagi. “Oh..Wan… kamu…”, desahku nikmat. Setelah jatahku habis, pak Arifin mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya, “Non Eliza, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?”.




















