Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya. Bokeb “Saya Gita” dia sebut namanya duluan. Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, “oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..”, nafasnya tidak lagi teratur. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. “Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..”, Gita memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. “Iwan juga sayang sama Gita”, kataku. “Kalo gitu bukti’in!”, kata Gita. Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Tiba-tiba saja Gita menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen.Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya,




















