Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon. Aq masih mematung. Sex Bokep Ia tdk melanjutkan kalimatnya.Aq tersenyum. Atau jangan-jangan ia tdk masuk ke salon ini, hanya pura-pura masuk. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Si Penis melemah. Tapi ia dingin sekali. Auhh aq mau keluar ah.., Yg tolloong..!” dia mendesah keras.Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.“Yg.., cepat-cepat berkemas. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Aq menurut saja. Kring..! Sebantar lagi Mbak Ita yg punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aq langsung beres-beres dan pulang. Haruskah kujawab sapaan itu? Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Aq mengikutinya. Ah sial. Hangatnya, biar begitu, tetap terasa. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yg masih menempel di tubuhku. Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh.
