Aku memang malas kuliah, aku harus mengakuinya. Ini pancaran yang jauh lebih dewasa, yang membuatku merasa demikian kecil di hadapannya. Bokep Family “Chie sudah tidur.”
Kupalingkan wajahku, menatap Jay yang sudah duduk di sebelahku. “Chie sudah tidur.”
Kupalingkan wajahku, menatap Jay yang sudah duduk di sebelahku. Selalu seperti ini.Rumah Chie terlihat sedikit gelap. Itulah Chie. Siapa coba?”
Kudengar tawa Jay beriring tawaku sendiri. “Hihihi, ada Ray.” Chie mencondongkan kepalanya ke depan dari balik pagar dengan sikap manja. Selalu seperti ini.Rumah Chie terlihat sedikit gelap. “Ray…”
Ah! Kaki-kaki Chie mulai melingkari pinggulku yang bergerak-gerak menekan. Kutunggu saat-saat kepalannya menghajarku. Perkenalan kami sangat singkat, namun dari tatapan mata masing-masing aku dan dia langsung menyelami arti sebuah keakraban. Sudah kuduga. Chie lalu bercerita pada Jay mengenai acara pernikahannya dengan anak rekan bisnis ayahnya dari Australia untuk menyambung eksistensi bisnis peninggalan ayahnya. Aku bangga, karena suaminya adalah seorang bule yang benar-benar bule, yang “open minded”.
