“Beli.. sori.. Link Bokep ihh..” Rena menarik kepalanya ke belakang ketika semburan sperma itu nyaris mengenai wajahnya. Cup.. tua..” Susah. ‘Ah.. Dihampirinya box telepon di belakangnya, dan setelah memasukkan koin seratus terakhirnya, jarinya memencet- mencet nomor telepon rumahnya.‘Brengsek’, umpatnya dalam hati mendengar suara penjawab telpon, “Disini rumah keluarga Ta..”, Rena membanting gagang telpon itu, membiarkan beberapa pasang mata pengunjung warung menatap heran ke arahnya. Menatap mata Rena yang bertanya-tanya, mengambil tissue dari jok belakang, dan menyeka ujung kemaluannya, sedikit geli melihat ceceran sperma yang mengenai permukaan tombol klakson mobilnya. “Ada adikku loh.” “Biar saja, biar cari pacar.. “Makanya kalau jalan hati-hati..” Rina kaget mendengar suara itu dan menghentikan pertikaiannya dengan adiknya yang masih cemberut. “Ada adikku loh.” “Biar saja, biar cari pacar.. uang.. “Aarrgghh..” Rene mengerang saat spermanya keluar membasahi tissue yang menutupi ujung penisnya. “Ayo..” Rene mendahului keluar “Bangsat!” Rene melayangkan tinjunya ke rahang salah seorang anak
