Aku tak berani menatap suamiku. XNXX Bokep Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Sleppp…. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan.
