Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.“Eh, apa-apaan ini? Bokep India Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi”, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Mau nggak..?”, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.“Boleh”, sahutku.Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.“Eh, nama kamu siapa..?”, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.“Angga”, sahutku.“Akh.., kayak nama perempuan”, celetuknya. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit.Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri.




















