Satu senti..dua senti.. Dia memandang padaku dgn polos:
“Sudah, Kakek” katanya. Bokep Jepang aku terangsang berat. Mataku berkunang-kunang karena nafsu.Sekarang aku mengambil kursi, meletakkan tepat di depannya. Kecil dan halus, seperti berbisik. Dgn gaya kebapakan (kok sama dgn ceritanya soal si hidung belang Kartolo itu?), aku berdiri dan mendatangi dia, duduk di sebelahnya dan memeluk pundaknya. Kupicratkan air kembang ke buah dadanya, dan dgn lagak sok yakin kupegang kedua bukit indah itu. Buah dadanya putih sekali, menggelembung di belakang bra yg tampak agak kekecilan itu.(baru 14 tahun kok sudah besar banget ya? tahan sedikit.. Semenjak aku kena PHK dari perusahaan konveksi tiga tahun lalu, aku berusaha keras mencari pekerjaan pengganti. dicium terus dijilatin”.Aku mengangguk pura pura maklum, dan menghela nafas seperti sedih dan terpaksa:
“ya sudah Cah Sara, karena begitu ya supaya pengaruh setannya hilang, Kakek juga terpaksa harus melakukan yg sama.




















