Waktu itu… aku yang memintanya.”
“Ah?”Surabaya, Keesokan Harinya“Ray, si pemburu. Bokep Rusia Aku tertawa kecil. “Hihihi, ada Ray.” Chie mencondongkan kepalanya ke depan dari balik pagar dengan sikap manja. “Kenapa tidak terus, Ray?”
“Aku… aku akan membiarkanmu dalam dosa-dosamu.”Kulangkahkan kakiku meninggalkannya. “Aku juga, Chie. Jay, kembarannya, dan sahabat terbaiknya. Seandainya hal ini benar, mungkin pelabuhanmu sudah dekat di depan mata.Sementara aku pun akan tetap tenggelam dalam tarian jemariku di atas tuts-tuts mesin tik tua kesayanganku, dan gadis-gadisku tentu saja. Aku tertawa kecil. Siapa suruh diam,” kataku setelah mendudukkan diriku di sampingnya, dan menyimpan bungkus rokok itu di tempat yang aman.“Ah, Ray,” Chie mendesah. Bibirnya sedikit terbuka. “Ray? “Nih, rokok.”
Chie menyambar bungkus Marlboro di tanganku dan membuangnya ke sudut ruangan. Berteriak-teriak protes di sisi kupingku, karena menurutnya, seandainya saja saat itu tidak ada rencana yang sudah terbentuk, ia pasti sudah melayangkan bogem mentahnya ke rahangku. Matanya menatapku saat aku keluar dari




















