Bicara apa? Bokep Rusia Dadaku berguncang. Lalu ngomong apa? Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. Wajahku mulai panas. Aku tidak dapat lagi memandanginya.Kantorku sudah terlewat. Aku tidak tahan. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari tangannya. Sekenanya saja kubuka halaman majalah.“Tunggu ya..!” ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.“Mbak Wien.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Atau mau gunting? Tidak lama wanita itu mengetuk langit-langit mobil. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan. Tapi ia dingin sekali. Baunya memang agak lain, tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.“Dik.., jangan dibuka lebar. Lalu dikocok-kocok sebentar. Kali ini dengan telapak tangan. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Wien.Ia mengambil tissue itu, sambil




















