Klien kita semakin sedikit?” suara Pak Tommy mulai meninggi.Air mataku pun semakin deras mengalir. Sudahlah aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent.Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Bokep Thailand Kamu puas, hutangmu lunas… Tawaran menarik kan? Lalu ditekannya tubuhku hingga perutku menempel di tepi mejanya. Namanya Pak Tommy. Kini tubuhku yang lemas hanya bisa terbaring tengkurap diatas meja. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja. Tubuhku terguncang-guncang, sementara tangan pak Muklis sibuk memilin-milin putingku.”Oohhhh, mbak Vania Angel…. Sebagian telah tertelan. Aku hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku. enak bangetttt….. Gimana pak Muklis?”“Haaaaa, bapak beneran?” tanya pak Muklis tidak percaya.“Beneran… sudah, nggak usah banyak omong… bapak mau ga?” tanya Pak Tommy.“Mauuu… mau… iya pak… mau….” sorak pak Muklis.“Ya udah sana…” Pak Tommy menyahut.“Ayoooo, sini mbak Vania Angel… cah ayuuu…. Kulihat Pak Tommy terengah-engah setelah




















