Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku. Bokep “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”Gerakanku semakin cepat. Waktu itu aku masih kelas dua, di salah satu SMA Negeri di Bandung. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa.Suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Bandung yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Tak lama kemudian, telapak
